Entri Populer

Senin, 13 Februari 2012

Bus Maut" Karunia Bakti, 14 Tewas


VIVAnews - Bus Karunia Bakti hilang kendali dan menghantam tebing pembatas di Jalan Raya Puncak, Bogor, Jawa Barat, pada Jumat 10 Februari 2012. Sebanyak 14 orang meninggal, sementara 46 orang lainnya luka-luka. Dari penyelidikan diketahui rem bus bernomor polisi Z 1795 DA itu blong.

Kecelakaan itu terjadi sekitar pukul 18.15 WIB. Bus jurusan Garut-Jakarta yang melaju kencang dari arah Puncak mengalami rem blong 300 meter dari gerbang Taman Safari atau tepat di depan Hotel Green Safari.

Karena tak terkendali, benturan kencang antara bus Karunia Bakti dan bus Doa Ibu yang datang dari arah berlawanan tak dapat dihindari. Sisi kanan bus yang menuju Tasikmalaya itu hancur. Banyak korban meninggal di bagian depan.

Masih meluncur kencang, bus maut itu kemudian menabrak Suzuki APV B8539 MV, dua Colt bak terbuka, Toyota Kijang D 1582 DF, angkot, kemudian Toyota Avanza B 1536 SKB, Nissan Grand Livina F 1472 HD, Mitsubishi Pajero F 1481 SJD, dan menggilas sejumlah motor.

Bus baru berhenti setelah menabrak warung bakso Ojo Lali, dan masuk ke tebing pembatas vila yang ada di sebelah ruko kantor bank. Di lokasi ini, Isah pemilik warung bakso ikut menjadi korban, dan meninggal.

Raungan mobil ambulans terus terdengar tak lama setelah kecelakaan. Kemacetan total terjadi hingga lebih dari 6 jam. Polisi dan warga bahu-membahu mengevakuasi korban yang terjebak di dalam bus Karunia Bakti yang terperosok.

Korban dibawa ke Rumah Sakit Paru Cisarua, dan sebagian dirujuk ke RS PMI Bogor. Dengan kondisi moncong bus berada di bawah, banyak korban menumpuk dan terjepit jok kendaraan (Lihat daftar korban).

Para penumpang sebenarnya sudah mencium gelagat buruk sejak bus melaju. Sopir bus sudah diperingatkan agar berhati-hati, tapi imbauan itu tidak digubris.

Evakuasi terhambat

Kecelakaan ini tentu membuat petugas sibuk. Puluhan polisi pengendali massa (Dalmas) dikerahkan mengamankan lokasi kejadian. Ratusan orang yang berhenti dan menonton mengakibatkan kemacetan hingga 10 km dari arah Jakarta, maupun dari arah sebaliknya. Jalur Puncak bahkan sempat ditutup total saat identifikasi dan evakuasi bus dilakukan.

Pada pukul 04.20 WIB, Sabtu 11 Februari 2012, atau setelah lebih dari sepuluh jam pasca kecelakaan, polisi baru dapat mengevakuasi bus. Evakuasi mengalami hambatan karena badan bus yang rusak parah tertahan pagar.

Tim Analisis Kecelakaan Lalu Lintas Mabes Polri mencatat ada empat faktor penyebab kecelakaan. Yaitu, kondisi kendaraan, kemiringan jalan hingga lima derajat, pengemudi, dan lingkungan.

"Masalah kendaraan, di sini terlihat sekali bentuk-bentuk dari bekas rem kendaraan yang tidak mutlak. Artinya, kendaraan ini tidak mengerem dengan bagus," kata Ketua Tim Analisis Kecelakaan Mabes, Ajun Komisaris Edwin.

Dalam kasus ini, polisi juga menambah faktor cuaca yang saat itu sedang hujan sehingga membuat jalan bertambah licin. Sedangkan faktor pengemudi, kepolisian mengaitkan dengan konsentrasi sopir dan tata cara mengemudi kendaraan bus.

"Faktor terakhir, kebetulan lingkungan saat itu dalam kondisi ramai. Ini menimbulkan korban jiwa yang banyak," kata dia.

Hasil penyelidikan ini kemudian akan disambungkan dengan bentuk-bentuk kerusakan kendaraan dan toko-toko yang diseruduk bus itu.

Sementara Tim Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) juga mendapatkan hasil tidak jauh berbeda. Kondisi bus yang tidak dapat direm, faktor jalan menurun, dan keadaan jalan di lokasi kejadian yang memang sempit menjadi penyebab.

"Faktanya memang jalan sempit, jadi nantinya banyak aspek yang akan kami coba perbaiki," kata Ketua KNKT, Marsekal Muda TNI Tatang Kurniadi.

KNKT masih terus mengumpulkan bukti-bukti dengan mewawancarai sopir bus, kernet, dan saksi yang ada di lokasi kejadian. Butuh waktu hingga tiga bulan untuk mengetahui pasti sebab kecelakaan itu.

Sopir tersangka

Polres Bogor akhirnya menetapkan Lukman Iskandar, sopir Karunia Bhakti, sebagai tersangka dalam kecelakaan maut itu. Lukman terbukti lalai sehingga menyebabkan kecelakaan yang menimbulkan korban jiwa.

Sesaat setelah kecelakaan, Lukman dan kernetnya, Rohman, melarikan diri. Tapi sekitar pukul 02.00 WIB, ditangkap di kawasan Garut, Jawa Barat. Penangkapan dilakukan tanpa perlawanan di rumah si sopir atas petunjuk pengurus PO Karunia Bakti. Sementara kernet bus bernama Rohman menyerahkan diri setelah sopir ditangkap.

Saat diperiksa, Lukman membenarkan kejadian itu akibat rem blong. Namun, sebelum kecelakaan nahas itu terjadi, Lukman berhenti di Puncak untuk memeriksa rem busnya.

"Tapi pengecekan dilakukan orang lain, bukan sopir. Itu yang akan kita dalami lagi. Sampai saat ini kami masih memintai keterangan tersangka," kata Kasat Lantas Polres Bogor, Ajun Komisaris Zainal Abidin kepada VIVAnews.

Keterangan itu dibenarkan Rohman. Tapi kecelakaan tidak dapat dihindari. Ia kaget karena saat melintasi di kawasan Cisarua, si sopir berteriak-teriak, dan saat itu segera disadari Rohman bahwa rem bus blong.

Rohman mengaku mengambil tindakan dan melakukan evakuasi dengan memerintahkan seluruh penumpang bus untuk berpindah ke kursi bagian belakang. Lihat video di sini.

"Saya sempat membantu sopir untuk menurunkan gigi agar kendaraan bisa berhenti," kata Rohman.

Mengapa beruntun?

Kecelakaan disebabkan kecerobohan ini memaksa Kementerian Perhubungan mempercepat uji kelayakan bus antar kota antar provinsi (AKAP). Pemeriksaan kelayakan semula dilakukan setiap enam bulan sekali, akan dilakukan dua bulan sekali. Sementara izin trayek perusahaan bus maut itu akan dicabut.

Kebijakan itu diambil karena maraknya kecelakaan akibat kondisi bus yang tak lain jalan.

Belum lagi kering air mata keluarga korban, publik dikejutkan oleh kecelakaan serupa disebabkan rem blong di Jalan Raya Kadipaten, Majalengka, Jawa Barat, Minggu 12 Februari 2012. Dua orang meninggal, dan 13 orang mengalami luka-luka.

Bus pariwisata Jaya Prima yang hilang kendali meluncur sejauh 200 meter dan menabrak dua truk, tiga delman satu becak, gerobak bakso, empat motor, dan terakhir mobil sedan berwarna silver.

Sopir bus Egi Ginanjar, 23 tahun, warga Purwakarta, Jawa Barat, kini ditahan di Polsek Kadipaten. Dari keterangan awal diakui bus hilang kendali karena rem blong.

Sebelumnya, Bus Sinar Jaya jurusan Jakarta-Purwokerto, mengalami kecelakaan di Jalan Lingkar Bumiayu, Brebes, Jawa Tengah, dan masuk jurang pada Sabtu malam, 4 Februari 2012. Sebanyak 16 penumpang mengalami luka serius. Kejadian ini disebabkan sopir bus belum menguasai jalan.

Bus Sinar Jaya lainnya juga mengalami kecelakaan tragis, saat menabrak mobil Toyota Avanza di Desa Sukra Wetan, Kecamatan Sukra, Kabupaten Indramayu, pada Sabtu 17 Desember 2011. Akibat kecelakaan itu, delapan orang di dalam mobil Toyota Avanza, tewas seketika. Mereka adalah satu keluarga yang baru saja pulang melayat.

Kecelakaan bus paling maut terjadi di jalur By Pass Mojokerto pada Senin, 12 September 2011 lalu. Bus jurusan Surabaya-Yogyakarta yang bertabrakan dengan travel minibus menyebabkan 19 orang tewas, dan belasan penumpang mengalami luka berat.

• VIVAnews